|
gedung sate |
Hari itu adalah hari ke-10 (7 Agustus 2011)keberadaan saya di Bandung dalam kedatangan kedua. Kedatangan saya yang pertama adalah pada tanggal 2 juli 2011, dan saya kembali lagi ke kampung pada tanggal 13 juli 2011. Tidak ada hal yang spesial pada kedatangan pertama saya, tapi ada kejadian yang tak bisa terlupakan pada kedatangan ke-2 saya.
Itu berawal ketika saya pergi ke Pasar Baru Trade Center Bandung. Karena saya tinggal di Cileunyi, maka saya harus naik angkot ke cibiru transeat ke bus damri, dan berhenti di Alun-alun kota Bandung.
Dari sana saya melanjutkan berjalan kaki ke tujuan utama saya. Lalu saya langsung membeli kebutuhan saya tersebut ketika menemukan yang cocok. walaupun sudah berjam-jam mencari. sebenarnya saya bukan seperti ibu-ibu yang suka sekali pindah-pindah toko hanya untuk mencari harga yang lebih murah, walaupun lima ratus rupiah. Tapi saya tidak membawa uang cash yang pas dan saya dari tadi mencari ATM mechine terdekat. Itu yang membuat lama.
Setelah membeli barang kebutuhan saya, saya berniat ingin pulang. tapi ketika hampir sampai di pintu keluar saya berubah pikiran. Saya ingin melihat-lihat sepatu yang pas. Dan mulailah saya bertualang lagi di Pasar Baru Trade Center Bandung yang sangat padat tersebut.
Saya menemukan beberapa model sepatu yang pas di lantai teratas. Saya pun menawar-nawar ria dan hasilnya, dapatlah saya dua pasang sepatu vans dengan harga yang memuaskan.
tanpa saya sadari, jam telah menunjukan pukul 17.13 WIB. sebenarnya saya nggak bawa arloji, tapi kebetulan aja lewat di depan toko jam (sambil menyelam minum air). Saya pun langsug bergegas menuju halte terdekat. setelah beberapa menit menunggu, bus belum datang juga. akhirnya saya memilih angkkot saja, dengan alasan supaya lebih cepat.
Singkat cerita saya sampai di Terminal Cicaheum. Nah, di terminal ini, saya harus berganti angkot dari Kalapa-caheum ke Caheum-cileunyi. tapi, angkotnya ternyata sulit juga dicari. saya pun memilih berjalan sedikit kedepan berharap ada banyak angkot ke Cileunyi di sana. tapi, tiba-tiba seseorang menyenggol tangan saya dengan keras, saya rasa tangn kiri saya hampir patah. Saat saya menoleh kebelakang dengan tujuan minta maaf, eh ternyata orangnya cuek aja dan meneruskan perjalanan. Ya, saya juga ikutan cuek.
Tapi, saat saya sudah jauh berjalan, tiba-tiba dia menghampiri saya lagi.
"Kamu tadi kan yang nyenggol tangan saya?"
"Iya, tapi tadi bapak cuek aja kkok sekarang jadi ngejar saya gitu?"
"O, jadi kamu nggak mau minta maaf?"
saya mulai curiga, jangan-jangan tuh orang sengaja lagi nyenggol tangn saya keras-keras supaya saya minta maaf, trus kasih uang buat ke dokter.. Sorry lah yaww..
"Ya udah, saya minta maaf. Lagian saya juga nggak sengaja."
"Tinggal dimana?"
"Jalan manisi" (sedikit berbohong)
"Dimana itu?"
"Cibiru, kan ada gang di bunderan cibiru itu, masuk sono."
Tiba-tiba ada angkot lewat, langsung aja saya masuk keangkot tersebut. cemas juga sih jadinya. Eh tu bapak juga ikutan masuk dan duduk tepat didepan saya. Untungnya ada banyak orang di dalma angkot tersebut. Tapi serem juga loh, seorang bapak-bapak brewok dengan tampang sedikit marah dan mengepalkan tangannya sambil mamerin ototnya. Saya sempat kepikiran 'duh, kalo saya digebukin gimana yah? trus kalo saya masuk rumah sakit, saya harus bilang apa sama keluarga.'
Tapi untungnya Angkot tersebut masih berhenti untuk mencari penumpang. Mungkin karena nggak sabar atau apa, sang bapak langsung ngawur entah kemana. langsung deh terucap sebuah kalimat di mulut saya. "Alhamdulillahirobilalamin".
Pesan saya : Berhati-hatilah di negeri orang dan kalau dalam keadaan terdesak seperti tersebut, usahaka kita bisa berbicara atau bertindak yang dapat menyelamatkan kita.